PENGANTAR TRANSPORTASI
KERETA REL LISTRIK (KRL)
MENUJU TRANSPORTASI BERKELANJUTAN
YANG LEBIH MEMADAI DI INDONESIA
Oleh:
SEPTINA LUSY A. (0910660016)
septinalusy.blogspot.com
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan penduduk di Indonesia, semakin meningkat. Hal ini mempengaruhi jumlah lalu lintas terutama di kota semakin meningkat pula. Transportasi memiliki peranan yang penting dalam mendukung segala kehidupan dan penghidupan di segala bidang termasuk sosial, ekonomi, politik, ketahanan dan keamanan. Transportasi sebagai penunjang di bidang ekonomi karena jasa angkutan sebagai sarana penunjang pengembangan ekonomi suatu negara. Namun, untuk mencapai pengembangan ekonomi maka perlu meningkatkan pendapatan nasional. Selain itu, kebijakan transportasi bertujuan untuk meningkatkan pertahanan nasional dan dalam kenyataannya, tujuan transportasi adakalanya berbeda sehingga untuk menyusun suatu sistem transportasi yang maksimal maka diperlukan pemikiran yang mendalam.
Sejak dahulu transportasi telah digunakan oleh masyarakat dengan mengalami perkembangan dengan melihat sejarah transportasi. Tahun 3500 SM penemuan roda dan perahu sungai. Tahun 2000 SM masyarakat menggunakan kuda, Tahun 181-234 ditemukan gerobak. Tahun 770 baru ditemukan sepatu kuda. Pada tahun 1492 muncul teori terbang oleh Leonardo da Vinci. Untuk transportasi laut berupa kapal selam ditemukan pada tahun 1620 oleh Cornelis Drebbel. Pada tahun 1662 muncul bus dengan sistem bus pertama yang ditarik oleh kuda, rute tetap terjadwal yang ditemukan oleh Blaise Pascal. Pada tahun 1783 balon udara ditemukan dan tahun 1787 kapal uap juga baru diemukan. Sebelum tahun 1800 alat pengangkutan yang digunakan adalah tenaga manusia, hewan, dan sumber tenaga dari alam. Antara thun 1800-1860 transportasi telah mulai berkembang dengan dimanfaatkannya sumber tenaga mekanis seperti kapal uap, kereta api, yang banyak digunakan untuk perdagangan. Pada tahun 1860-1920 telah ditemukan kendaraan bermotor pesawat terbang, dalam masa ini angkutan kereta api dan jalan raya memegang peranan penting pula. Dalam tahun 1920 transportasi telah mencapai tingkat perkembangan dengan sistem transportasi multi modal. Transportasi kereta api ditemukan pada tahun 1964. Manusia pertama ke bulan pertama kali dilaksanakan pada tahun 1969. Sedangakan jumbo jet pada tahun 1970 dan peluncuran space shuttle pada tahun 1981. Dalam abad ke-20 ini pertumbuhan transportasi berkembang pesa dengan kemjuan teknologi mutakhir.
Sistem perangkutan yang disempurnakan dapat menjamin mobilitas orang dan barang untuk kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau bangsa tergantung pada tersedianya pengangkutan dalam negara atau bangsa yang bersangkutan. Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai menurut tempat dan waktu, apabila barang tersebut dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dalam hal ini, dengan menggunakan transportasi dapat menciptakan suatu barang atau komoditi berguna menurut waktu dan tempat.
Transportasi yang memiliki pengaruh besar teradap perorangan, masyarakat, pembangunan ekonomi, sosial, dan politik suatu negara maka pengangkutan merupakan saran dan prasarana bagi pembangunan ekonomi negara yang dapat mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi suatu negara membutuhkan jasa angkutan yang cukup serta memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara. Transportasi memegang peranan penting dalm usaha mencapai tujuan-tujuan pengembangan ekonomi tersebut. Kebutuhan akan angkutan penumpang tergantung fungsi bagi kegunaan seseorang. Aktivitas ekonomi meningkat maka kebutuhan akan angkutan meningkat pula. Biaya angkutan merupakan unsur penting dalam produksi barang yang merupakan faktor pendorong bagi produksi barang jadi.
Selain itu, transportasi terkait pula dengan poduktivitas. Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas faktor-faktor produksi, dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Semakin tinggi mobilitas, pergerakan dan peralatan lancar dalam distribusi dan waktu yang diperlukan singka.t untuk mengolah bahan serta memindahkan barang dari tempat yang kurang bermanfaat dipindahkan ke lokasi yang bermanfaat lebih besar.
Sistem transportasi dijelaskan dalam bentuk sistem transportasi makro dan mikro. Sistem transpotasi makro yang meliputi keseluruhan dan ke beberapa sistem lebih kecil yang disebut dengan mikro yang saling mempengaruhi dan terkait. Sarana transportasi berkembang mengikuti fenomena yang timbul dari sumber daya seperti teknologi baru, perkembangan struktur masyarakat, dan peningkatan pertumbuhan masyarakat. Pertumbuhan di sektor ekonomi member dampak di perkotaan yang akan meningkatkan peranan sektor transportasi dan menunjang pencapaian sasaran pembangunan dan hasilnya. Hal ini disebabkan oleh adanya hubungan kausal antara fungsi sektor transportasi denang pembangunan ekonomi.
Sebagian kota besar di Indonesia, transportasi melalui jalan merupakan moda yang paling dominan. Penggunaan kendaraan pribadi cenderung lebih banyak daripada penggunaan kendaraan umum yang menyebabkan lalu lintas semakin padat dan sering terjadi kemacetan. Terwujudnya lalu lintas yang aman, nyaman, tertib maka perlu adanya manajemen transportasi yang baik. Tingkat kepadatan lalu lintas hingga saat ini masih bermasalah yang meliputi pencemaran udara terbesar dari emisi kendaraan yang semakin tinggi, kecelakaan lalu lintas, kebisingan.
Dengan melihat realita yang ada, kebutuhan moda transportasi yang berwawasan lingkungan sangat diperlukan dan direalsasikan. MRT (Mass Rapid Transit) yang telah ada di sebagian kota di Indonesia merupakan langkah untuk menurunkan keragaman kecepatan lalu lintas, meningkatkan keselamatan, peningkatan efisiensi dan daya tarik transportasi umum apabila dikelola dengan baik. Permasalahan yang lain adalah semakin tingginya volume transportasi di perkotaan. Semakin tinggi volume transportasi maka semakin tinggi pula kemacetan yang terjadi. Selain itu, biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi, waktu serta jarak yang semakin panjang karena kemacetan juga menimbulkn kerugian ekonomi. Dari segi sistem jaringan transportasi maka tidak efisien di wilayah perkotaan. Pengembangan wilayah perlu dintegrasikan dengan pengembangan jaringan transportasi karena salig terkait dan mempengaruhi. Dalam hal ini diperlukan pengembangan secara terpadu antara pembangunan fisik non transportasi dengan pembangunan jaringan transportasi beserta modanya.
Oleh karena itu, sistem transportasi di Indonesia terutama kereta api yang sudah menjadi pilihan maasyrakat Indonesia termasuk Kereta Rel Listrik yang hanya melayani Jabodetabek perlu direncanakan dengan baik, terkoordianasi, terpadu dan disesuaikan dengan perubahan serta tuntutan di masa yang akan datang. Selain itu, kondisi fisik wilayah, sosial, ekonomi, sektor pembangunan yang ada, serta potensi yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Dengan adanya transportasi berkelanjutan maka kebutuhan transportasi tetap terpenuhi dan tidak merusak kebutuhan yang sekarang karena sistem transportasi dapat mengakomodasikan aksesbilitas dengan maksimal dengan mengurangi dampak negatif. Sistem transportasi berkelanjutan meliputi aksesbilitas, kesetaraan dan dampak lingkungan. Pengurangan dampak negatif diupayakan melaui penggunaan energi ramah lingkungan.
Selain itu, perencanaan pembangunan transportasi umum yang berwawasan lingkungan yang terintegarasi dengan tata ruang maka akan terwujudnya pengadaan transportasi yang baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah lingkungan serta menempatkan permasalahan transportasi menjadi layanan kebutuhan atau aksesbilitas yang perlu disediakan oleh negara. Pengurangan dampak negatif diupayakan melalui penggunaan energi ramah lingkungan, dan perencanaan yang memprioritaskan keselamatan.
Dasar penciptaan transportasi berkelanjutan adalah aksesbilitas dapat terwujud dengan penggunaan angkutan umum bukan penggunaan kendaraan pribadi. Dengan demikian, akan mendorong pengguna kendaraan pribadi untuk menggunakan angkutan umum dengan langkah misalnya membatasi akses terhadap parkir kendaraan pribadi. Aksesbilitas diupayakan dengan perencanaan jaringan transportasi dan keragaman alat angkutan dengan tingkat integrasi yang tinggi antar satu sama lain kesetaraan diupayakan melalui penyelenggaraan transportasi yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Transportasi
Transportasi merupakan salah satu esensi penting dalam proses pembangunan suatu negara , bisa dikatakan tanpa transportasi yang memadai pembangunan di segalabidang akan terhambat, untuk itu diperlukan suatu perencanaan, peaksanaan, pengawasan dan evaluasi pengelolaan transportasi secara sistematis. Dengan kata lain transportasi memiliki pengertian sebagai berikut yaitu, suatu bentuk pergerakan dari suatu tempat ke tempat lain dimana pergerakan tersebut dapat menciptakan nilai ekonomi dan memberikan dampak yang saling terkait antara mahkluk sosial lainnya.
Menurut Nasution ( 2004: 15) Jadi transportasi diartikan sebagi pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana transpotasi dimulai, ke tempat tujuan kemana kegiatan transportasi diakhiri, transportasi meyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di tempat asal, dan nilai ini lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk proses transportasi tersebut.
2.2 Fungsi Transportasi
Untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap perlu dicapai keseimbangan antara penyediaan dan permintaan jasa transportasi. Jika penyediaan jasa transportasi lebih kecil daripada permintaannya, akan terjadi kemacetan arus barang yang dapat menimbulkan kegoncangan harga dipasaran. Sebaliknya jika penawaran jasa transportasi melebihi permintaanya maka akan timbul persaingan yang tidak sehat yang akan menyebakan banyak perusahaan jasa transportasi rugi dan menghentikan kegiatannya, sehingga penawaran jasa transportasi akan berkurang, selanjutnya menyebabkan ketidaklancaran arus barang dan kegoncangan harga di pasar.
Transportasi berfungsi sebagai faktor penunjang dan perangsang pembangunan (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi. Fasilitas transportasi harus dibangun mendhului proyek-proyek pembangunan lainnya. Jalan harus dibangun mendahului pembangunan proyek pertambangan batu bara atau proyek perkebunan kelapa sawit. Perluasan dermaga di pelabuhan didahulukan daripada pembangunan pabrik pupuk yang akan dibangun guna melancarkan pengiriman peralatan pabrik dan bahan baku serta penyaluran hasil produksi ke pasar setelah pabrik beroperasi. Jika kegiatan-kegiatan ekonomi telah berjalan, jasa transportasi perlu terus tersedia untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut. Demikianlah fungsi transportsi tersebut menunjang pembangunan, merangsang dan melayani perkembangan ekonomi.
2.3 Manfaat Transportasi
Pengangkutan bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Sementara itu, kegiatan masyarakat sehari-hari bersangkut-paut dengan produksi barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhannya yang beraneka ragam. Oleh karena itu, manfaat transportasi dapat dilihat dari berbagai segi kehidupan masyarakat yang dapat dikelompokkan dalam manfaat ekonomi, sosial, poitik dan kewilayahan, Nasution (2004:20).
a. Manfaat ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat adalah segala sesuatu yangberkaitan dengan produksi, distribusi dan pertukaran kekayaan yang semuanya dapat diperoleh dan berguna. Manusia menggunakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya akan paangan, papan, dan sandang. Lebih dari itu manusia dapat menggunakanny untuk kenikmatan, kenyamanan dan rekreasi. Oleh karena itu, manusia tidak pernah berhenti menyerbu sumber alam di mana jasa untuk membuat berbagai jenis barang yang diperlukannya meskipun, seperti diketahui sumber alam tidak terdapat disemua tempat. Selanjutnya, setelah melakukan proses produksi, barang siap pakai perlu dipasarkan. Di pasarlah terjadi proses tukar-menukar antara penjual dan pembeli. Selanjutnya, barang yang telah dibeli diangkut ulang kerumah untuk dipergunakan.
Produksi itu sendiri merupakan bagian dari kegiatan ekonomi sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan tujuan menghasilkan barang yang dapat dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang produksi atau barang modal mempercepat produksi dan meningkatkan volume produksi. Ini berarti kegiatan ekonomi adalah kombinasi dari tiga factor produksi, yaitu tanah, modal dan buruh. Bagi ahli ekonomi, tanah berarti semua sumber daya alam non manusia; buruh berarti semua sumber daya manusia, dan modal berarti semua peralatan, perlengkapan teknik produksi, dan sebagainya.
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Transportasi dalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis orang maupun barang. Dengan transportasi bahan baku dibawa menuju tempat produksi dan dengan transportasi jugalah hasil produksi dibawa ke pasar. Selain itu dengan transportasi pula para consumen datang ke pasar atau tempat pelayanan kebutuhannya, seperti pasar, rumah sakit, pusat rekreasi dan lain-lainnya.
b. Manfaat Sosial
Manusia pada umumnya hidup bermasyarakat dan berusaha hidup selaras satu sama lain dan setiap orang harus menyiisihkan waktu untuk kegiatan social. Bentuk kemasyarakatan ini dapat bersifat resmi, seperti hubungan dengan lembaga pemerintah maupun swasta, dan dapat pula bersifat tidak resmi, seperti hubungan dengan keluarga, handai taulan, dan lain – lain. Untuk kepentingan hubungan social ini, pengangkutan sangat membantu dalam menyediakan berbagai kemudahan, antara lain :
(a) Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok,
(b) Pertukaran atau penyampaian informasi,
(c) Perjalanan untuk rekreasi,
(d) Perluasan jangkauan perjalanan sosial,
(e) Pemendekan jarak antara rumah dan tempat kerja, dan
(f) Bantuan dalam memperluas kota atau memancarkan pendudukan menjadi kelompok yang lebih kecil.
c. Manfaat Politis dan keamanan
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil dengan wilayah ribuan km2, serta merupakan negara maritime. Keadaan demikian mengakibatkan pengangkutan menduduki tempat yang teramat penting dilihat dari kecamatan politik. Schumer (1974:6-7) dalam buku Manajemen Transporatasi menyebutkan beberapa manfaat politis trnsportasi yang dapat berlaku bagi negara manapun yaitu sebagai berikut.
1) Transportasi menciptakan persatuan dan kesatuan nasional yang semakin kuat dengan meniadakan isolasi.
2) Pengangkutan menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat dikembangkan atau diperluas dengan lebih merata pada setiap bagian wilayah suatu negara.
3) Keamanan negara terhadap serangan dari luar yang tidak dikenhendaki mungkin sesekali bergantung pada pengankutan yang efisien yang memudahkan mobilisasi segala daya (kemampuan dan ketahanan) nasional serta memungkinkan perpindahan pasukan perang selama masa perang.
4) Sistem pengankutan yang efisien memungkinkan negara memindahkan dan mengangkut penduduk dari daerah yang mengalami bencana alam.
d. Manfaat Kewilayahan
Pada bagian terdahulu telah diungkapkan bahwa barang atau orang berpindah atau bergerak dari suatu tempat asal ke tempat tujuan karena daya tarik nisbi di tempat tujuan dan atau kebutuhan mengatasi rintangan alami. Ini berarti ada kesenjangan jarak antara tempat asal dan tempat tujuan. Untuk mengatasi kesenjangan jarak inilah dibutuhkan transportasi maupun komunikasi.
Sistem transportasi dan komunikasi diciptakan atau dikembangkan setelah ada permintaan untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan komunikasi tersebut. Seperti juga telah diketahui, permintaan akan jasa transportasi maupun komunikasi adalah permintaan turunan, tetapi setelah jasa turunan ini terwujud menadi kenyataan, misalnya dalam bentuk bangunan berupa jalan dengan segala kelengkapannya, terjadilah perkembangan ikutan.
Tidak sulit untuk memahami bahwa transportasi, pengangkutan dan tata guna lahan tidak dapat dipisahkan. Kegiatan transportasi yang terwujud menjadi lalu – lintas pada hakikatnya adlah kegiatan menhubungkan dua lokasi tata guna lahan yang mungkin berbeda, tetapi mungkin pula sama. Mengangkut orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain berarti memindahkannya dari satu guna lahan ke guna lahan yang lain, berarti mengubah nilai ekonomis orang atau barang tersebut. Pengangkutan adlah bagian kegiatan ekonomi yang bersangkut – paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan cara mengubah letak geografi barang atau orang. Ini berarti salah satu tujuan penting dan perencanaan tata guna lahan atau sistem pengangkutan adalah menuju ke keseimbangan yang efisien antara potensi guna lahan dengan kemampuan pengankutan.
Bagi daerah perkotaan, transportasi memegang peranan penting yang cukup menentukan. Kota yang baik dapat ditandai antara lain, dengan melihat kondisi trnsportasiya. Traansportaasi yang aman dan lancar, selain mencerminkan keteraturan kota, juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan pengangkutan yang baik adalah dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya,yakni rambu lalu lintas, lampu lalu – lints, marka jalan, petunjuk jalan, trotoar, dan lain-lainnya.Kebutuhan lahan yang sangat luas bagi sistem transportasi berpengaruh besar pada pola tata guna lahan. Pola pengembangan setelah Perang Dunia II dan pertumbuhan penggunaan kendaraan bermotor yang sangat luas terutama di daerah perkotaan. Contoh paling mudah dilihat tentang luasnya kebutuhan lahan bagi pengangkutan modern adalah kebutuhan yang sangat luas satu Bandar udara saja.
2.4 Peranan Transportasi
Transportasi merupakan bagian integral dari suatu fungsi masyarakat, ia menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yng produktif, dan selingan serta barang – barang dan pelayanan yang tersedia untuk dikonsumsi.
Jadi pengenalan terhadap teknologi transportasi baru atau yang dikembangkan sangat berkorelasi erat dengan pengembangan peradaban modern. Walaupun banyak ahli sejarah dan lainnya beranggapan bahwa ini hanya di sebabkan oleh hubungan sebab akibat yang sederhana. Dalam banyak hal, permintaan baru akan transportasi telah membawa kepada pegembangan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan yang meningkat itu. Transportasi adalah suatu bagan integral dari hamper semua kegiatan manusia, sehingga secara prinsip tidak mungkin membedakan secara jelas antara sebab dan akibat. Malahan kemajuan – kemajuan dalam bidang trnsportasi telah memugkinkan perubahan dalam cara hidup kita dan cara masyarakat diatur, dengan demikian mempengaruhi peradaban manusia. Morlok (1995:34)
2.4.2 Peranan Transportasi Dalam Peradaban Manusia
Perpindahan penduduk dan barang – barang sudah seusia dengan sejarah manusia itu sendiri. Manusia zaman batu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam mencari makanan, sambil membawa milik mereka yang relative sedikit. Perpindahan yang terbatas dan primitive itu merupakan suatu awal dari cara hidup sekarang dimana kita berpergian dan berlayar. Pada sebagian besar negara maju, sejumlah besar penduduk bekerja bepergian setiap hari dengan kendaraan mekanis ked an dari tempat bekerja, di samping perjalanan untuk berbelanja dan kegiatan social lainnya. Barang – barang secara rutin di kapalkan untuk jarak yang sangat jauh guna memenuhi kebutuhan akan barang tersebut yang merupakan salah satu bagian dari standar kehidupan yang diharapkan.
Pada saat yang sama transportasi banyak menghabiskan sumber daya sebagai berikut : waktu yang dipergunakan banyak manusia dalam membangun, memelihara dan mengoperasikan sistem transport, minyak dan material serta tanah. Transportasi ini, dapat dipahami sepenuhnya dengan mengetahui peranan yang dimainkan transport dalam kegiatan manusia. Ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memeriksa peranannya secara ekonomi, social, politik dan lingkungan.
2.4.3 Peranan Ekonomi Transportasi
Ekonomi terutama berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa yang mempunyai nilai terhadap manusia-kekayaan. Suatu peranan yang sangat penting dari transportasi termasuk dalam konteks ini, dan pengertian yang luas mengenai transport akan kita perole dari tolak ukur ini.
Penduduk harus mempergunakan sumber daya alam di bumi untuk memenuhi kebutuhan hidup, menyediakan makanan, pakaian dan tempat tinggal. Juga sumber ala mini dipakai lebih dari yang dibutuhkan, sehingga dapat membuat hidup lebih nyaman dan tentram. Tetapi permukaan bumi ini tidak secara merata diisi oleh sumber daya alam, dan tidak ada satu daerah pun di dunia ini yang dapat memenuhi kebutuhannya akan sumber daya alam hanya dari sumber local. Oleh karena itu terdapat kebutuhan di seluruh dunia untuk transportasi barang – barang tersebut. Disamping itu karena pengetahuan dan keterampilan manusia tidak selalu sama pada setiap daerah, selalu diperlakukan transport untuk memindahkan seseorang dari satu tempat ke tempat lain yang membutuhkan keahliannya. Sebagai contoh adalah perjalanan dokter untuk menyembuhkan orng sakit, ataupun perjalanan seorang ahli teknik untuk menyelsaikan suatu masalah yang merupakan bidang keahliannya.
2.4.4 Peranan Transportasi terhadap Masyarakat Sosial
Terkadang kita sukar membedakan secara pasti peranan ekonomi ataupun sosial dari transportasi. Walaupun demikian, beberapa perbedaan perlu dibuat karena banyak peranan transportasi dan ppengaruhnya tidak hanya bersangkut-paut soal pasar atau uang. Oleh karena itu, kalau kita bicara mengenai peranan social dalam transportasi, kita melihat kepada organisasi umum di masyarakat, cara hidup yang berkaitan dengan sejumlah kegiatan, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi, yang menyangkut manusia.
2.4.4.1 Terbentuknya Pemukiman
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, manusia pada awalnya hidup secara normal, dan berpindah –pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari makanan. Mereka membawa serta kepunyaan mereka yang terbatas dengan bantuan alat transport yang masih primitive. Sebagai akibat nya, mereka merasa tidak perlu mengembangkan diri untuk membuat sesuatu yang permanen apapun itu. Oleh karena mereka menghadapi kesukaran dalam tetap menyimpan dan membawanya. Pada waktu transportasi makanan dan minyak, bahan bakar lebih mudah didapatkan, maka manusia lebih mudah menyisakan waktu untuk membuat ssuatu yang sifatnya permanen, mereka mulai tertarik kepada keindahan dan aspek seni lainnya dan dapat membuat suatu bahan yang dapat ditulisi dengan pengetahuan untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.
2.4.5 Peranan Transportasi Terhadap Lingkungan
Dalam beberapa tahun terkakhir ini semakin terbukti bahwa banyak kegiatan produktif manusia mempunya peranan terhadap lingkungan alamiah, salah satunya kegiatan produktif tadi ialah transportasi. Walaupun peranan transportasi terhadap lingkungan alamiah terutama dikaitkan dengan penggunaan sumber daya alam yang langka termasuk bagian dari biaya transport, namun peranannya terhadap lingkungan harus dipertimbangkan secara terpisah. Banyak macam peranan transportasi terhadap lingkungan mulai dari yang positif hingga negatif diantaranya adalah, adanya polusi, perkembangan lingkungan, penggunaan konsumsi energi, pelebaran lahan.
2.5 Manajemen dan Sturktur Organisasi Transportasi
Tanpa memandang ukuran dan bentuknya, setiap organisasi harus tunduk pada pengendalian menyeluruh dan tanggung jawab pengambilan keputusan dari setiap tingkat manajemen, dan tugas penyelia harus dirumuskan dengan jelas. Besar kecilnya organisasi merupakan faktor penting untuk menentukan jumlah manajemen yang diperlukan. Woodward (1996:9)
2.5.2 Penentuan Struktur
Dengan menyusun struktur organisasi yang baik seorang manajer akan dapat mendelegasikan pekerjaan kepada bawahan dengan penuh kepercayaan bahwa mereka mempunyai pengetahuan cukup tentang tanggung jawab dan wewenang yang mereka miliki bila bertindak atas namanya selama bertugas. Setiap struktur organisasi harus menyelnggarakan sistem pelaporan untuk memungkinkan adanya hubungan antara manajer dan semua bagian operasional dalam fungsi yang dikendalikannya. Demikian pula lini-lini komunikasinya harus dirumuskan dengan jelas. Pokok-pokok utama yang harus diikuti dalam menyusun struktur organisasi adalah :
(1) Lini wewenang harus disusun dengan jelas, sehingga setiap orang mengetahui siapa saja yang berada di bawah pengendaliannya dan lepada siapa ia harus bertanggung jawab.
(2) Lini pelaporan harus disusun dengan jelas karena ini mungkin berbeda daripada lini wewenang ,terlebih – lebih daam hal fungsi staf.
(3) Fungsi lini, yakni mereka yang menjalankan tanggung jawab operasional, harus dibedakan dengan jelas dari fungsi staf yang hanya memberikan jasa berupa petunjuk - petunjuk.
2.5.3 Organisasi Jasa Transportasi
Untuk menetapkan struktur organisasi yang cocok bagi pengendlin jasa transportasi dalam sebuah perusahaan maka sebaiknya sebagai langkah awal dinyatakan dengan jelas sasaran dasarnya, seperi yang disebut di bawah ini :
(1) Distribusi pokok perusahaan kepada pelanggan.
(2) Pengendalian transportasi personalia.
(3) Menjamin penggunaan maksimal armada perusahaan dengan merawat kendaraan sampai ketingkat layak jalan yang tinggi menurut persyaratan dan peraturan yang berlaku.
Tiap perusahaan akan membutuhkan pelayanan yang berbeda-beda organisasi-organisasi besar di bidang penjualan eceran mungkin memerlukan fungsi jasa transportasi untuk mengendalikan masalah yang menyangkut pergudangan dan persediaan.
Jenis organisasi di dalam fungsi transportasi biasanya dipaksakan pembentukannya dan bukan disusun setelah memperhatikan semua masalah angkutan. Organisasi itu sering kurang bertanggung jawab terhadap mereka yang terlibat dalam fungsi, dan fungsi itu sendiri sering tidak lengkap, karena bagian – bagian dari kegiatan jasa transportasi dikerjakan oleh beberapa fungsi lain. Demi pengehematan dan efisiensinya, fungsi jasa transportasi harus lengkap.
2.5.4 Tugas dan Sasaran Manajemen Transportasi
Menurut Nasution (2004:111), dapat dilihat dari kriteria kinerja transportasi. Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi terdapat beberapa indikator, yaitu:
a. Faktor Tingkat Pelayanan
1) Kapasitas
Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang atau barang yang dapat dipindahkan dalam waktu tertentu.
2) Aksesbilitas
Aksesbilitas menyatakan tentang kemudahan orang dalam menggunaakan suatu sarana transportasi dan dapat berfungsi dari jarak atau waktu.
b. Faktor Kualitas Pelayanan
1) Keselamatan
Berkaitan erat dengan masalah kecelakaan dan sistem pengendalian yang digunakan
2) Keandalan
Berhubungan erat dengan faktor-faktor seperti ketetapan jadwal waktu dan jaminan sesuai dengan tempat tujuan
3) Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemudahan yang ada dalam mengubah segala sesuatu sebagai akibat adanya kejadian yang berubah yang tidak sesuai dengan rencana.
4) Kenyamanan
Berlaku untuk angkutan penumpng, erat kaitannya dengan masalah tata letak tempat duduk, udara, ketersediaan fasilitas
5) Kecepatan
Merupakan factor yang sangat penting dan erat kaitannya dengan efisiensi sistem transportasi. Namun, kecepatan dipengaruhi mesin yang digunakan, kemampuan manusia dalam mengendalikan pergerakan
6) Dampak
Dampak yang ditimbulkan oleh transportasi dapat berupa dampak lingkungan, dan dampak sosial, politik.
BAB III
ISI
3.1 Komponen Sistem Transportasi
Walaupun terdapat banyak keanekaragaman dari komponen sistem transportasi dan alat – alat transport yang diproduksi, namun sistem transportasi mempunyai jumlah komponen fungsional yang umum, sehingg alasan itulah yang menyebabkan adanya suatu bidang teknik transportasi sebagai tambahan terhadap bidang tertentu yang lebih khusus dan berhubungan dengan salah satu jenis transportasi.
3.1.2 Teknologi Transportasi
Fungsi sistem transportasi ialah untuk dapat memindahkan suatu benda. Obyek yang akan dipindahkan mungkin mencakup benda tak bernyawa seperti sumber alam, hasil produksi pabrik, bahan makanan, dan benda hidup seperti manusia, binatang dan tanaman. Dengan kekecualian manusia and binatang , benda-benda alamiah lainnya tidak dapat berpindah. Mereka membutuhkan teknlogi transport yang cocok untuk itu, walaupun mausia dapat bergerak, namun kapasitas nya terbatas terutama dalam kecepatan perjalanan dan jarak yang dapat ditambah, bahkan untuk perjalanan yang biasa pun seperti perjalanan ke tempat kerja. Suatu teknologi transportasi harus dapat melakukan hal-hal berikut ini:
a. Membuat suatu obyek menjadi lebih mudah diangkut, dan dapat diangkut tanpa menimbulkan kerusakan. Sebagai contoh, suatu hasil produksi tidak dapat diangkut hanya dengan menggulingkan, menyeret atau mengapungkannya, tetapi harus diangkut dengan cara tertentu gak tidak rusak.
b. Menyediakan control dari gerakan yang terjadi dengan pemakaian gaya yang secukupnya untuk dapat mempercepat ataupun memperlambat obyek tersebut, mengatasi hambatan-hambatan yang biasa terjadi dan mengarahkan obyek tanpa kerusakan. Control gerakan tersebut tadi disebut lokomosi (locomotion). Dalam banyak hal, ini dapat dilakukan dengan pemakaian gaya – gaya mekanis yang bekerja pada obyek tadi menggetarkannya melalui jalur jalan tertentu, selain melindunginya. Pemakaian gaya ini harus dapat dikontrol sehingga obyek dapat bergerak tanpa menyinggung obyek lain yang mungkin ada di jalur jalan yang sama, yang dapat menyebabkan kerusakan potensial.
c. Melilndungi obyek dari kerusakan atau kehancuran yang dapat terjadi sebagai akibat samping dari pergerakan tadi. Ini terutama penting untuk bend hidup atau baha makanan, dimana pemeliharaan berupa temperatur lingkungan yang tepat, tekanan, kelembaban, dan sebagainya memegang peranan yang penting dalam mempertahankan nilai benda tersebut.
3.1.3 Sistem Komponen Transportasi
Suatu fungsi yang penting dari sistem transportasi ialah menerima benda yang akan dipindahkan dalam sistem danmengeluarkannya dari sistem akhir perjalanan. Juga perjalan dari asal ke tujuan mungkin menyebabkan terlibatnya beberapa teknologi atau cara dan membutuhkan pemindahan dari satu cara ke cara yang lain. Walaupun dengan hanya menggunakan satu cara saja, mungkin saja dikehendaki supaya lalu lintas dapat dipindahkan dari suatu kendaraan ke kendaraan lain. Fungsi pemindahan ini dilakuka oleh terminal. Fungsi terminal dapat diadakan pada setiap lokasi jalan, dimana kendararaan dapat berhenti dan menaik – turunkan penumpang atau bongkar muat barang. Pada daerah yang masih sepi biasanya terjadi adalah: kereta api, bus, truk, dan lain – lain berhenti aabila ada penumpan yang mau naik. Hal diatas tak dapat dilakukan pada setiap tempat karena dapat mengakibatkan kelambatan pada lalu – lintas lain, dan oleh karena mungkin lebih ekonomis bila dapat tempat tertentu disediakan fasilitas untuk berhenti sehingga keamanan dan kenyaman penumpang dapat terjamin.
Kmponen sistem transportasi yang terkahir ialah rencana operasi. Sebagin besar sistem transport terdiri dari ratusan bahkan ribuan kompponen. Ribuan gerakan tertentu lalu – lintas mungkin terjadi pada suatu hari saja. Sangatlah penting bahwa terminal – terminal dapat tertampung , kendaraan – kendaraan tersedia untuk menampung kebuthan lalu – lintas, dan yang sesuai sehingga tujuan akhir lalu – lintas tadi tercapai. Kesemuanya ini membutuhkan suatu koordinasi yang baik dari aktifitas setiap komponen. Prosedur pengaturan inilah yang disebut rencana operasi.
3.1.4 Jaringan Transportasi
Sistem tranportasi adalah untuk menggerakkan lalu – lintas dari suatu tempat ke tempat lain. Seorang penumpang bermaksud untuk pergi dari satu tempat, suatu asal, ke tempat yang lain, suatu tujuan; sama halya denan angkutan barang. Karena pelayanan transports tidak selalu ada di setiap tempat dan dari suatu jenis kualitas yang sama, maka penting untuk di ikut sertakan dalam setiap analisis karakteristik lokasi sarana yan menetap tetap dari system tersebut yaitu terminal, ruas jalan, dan persimpangan jalan. Ini dilakukan terutama dengan konsep jaringan. Peggambaran jaringan ini juga merupakan suatu cara yang mudah untuk menyusun informasi mengenai karakteristik dari berbagai sarana yang menetap dan arus lalu – lintas yang dilayaninya. Oleh karena itu jaringan berguna untuk menerangkan keseluruhan karakterisitk istem seperti biaya dan penampilannya.
3.2. Sistem Transportasi dan Lingkungan dalam Permintaan Jasa Transportasi
Teori permintaan jasa transport sebagian besar diturunkan dari teori ekonomi mengenai piihan konsumen. Walaupun demikian perlu disadari bahwa orang – orang dari berbagai profesi lain selain ekonomi juga telah sangat berperan dalam pengembangan cara – cara yang secara teoritis cukup andal dan praktis untuk permintaan jasa transportasi dalam konteks perencanaan dan desain yang aktual.
a. Permintaan turunan atas jasa transportasi
Transportasi manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, tetapi hal itu dilakukan untuk mencapai tujuan lain, oleh karena itu, permintaan atas jasa transportasi disebut sebagai permintaan turunan (devired demand) yang timbul akibat adanya permintaan atas komoditi atau jasa lain, pada dasarnya permintaan atas jasa transportasi diturunkan dari :
1) kebutuhan seseorang untuk berjalan ke suatu lokasi ke lokasi lainnya untuk melakukan suatu kegiatan (misalnya : bekerja dan belanja)
2) permintaan akan angkutan barang tertentu agar tersedia di tempat yang diinginkan
Oleh karena itu permintaan atas jasa transportasi secara keseluruhan, adalah relatif merupakan rangsangan bagi perubahan biaya tranportasi.
a) Sifat – sifat permintaan jasa transportasi
Terdapat bebrapa sifat khusus yang melekat pada permintaan jasa transport yang membedakan permintaan terhadap barang-barang lainnya yaitu sebagai berikut:
(a) derived demand, permintaan akan jasa tranpor merupakan permintaan yang bersiat turunan,saduran atau dalam istilah ekonomi lazim disebut “ derived demand ‘’ dengan demikian permintaan akan jasa tranpor baru akan ada, apabila ada factor – factor yang mendorongnya. Permintaan jasa transport tidak berdiri sendiri, melainkan tersembunyi dibalik kepentingan yang lain. Permintaan akan jasa transport, baru akan timbul apabila ada hal-hal di balik permintaan itu, isalnya keinginan untuk rekreasi dan sekolah.
(b) permintaan akan jasa transportasi, pada dasarnya adalah seketika/ tidak mudah digeser atau ditunda dan sanat dipengaruhi oleh fluktuasi waktu yang dapat bersifat harian, mingguan , bulanan atau tahunan
(c) permintaan jasa transport sangat dipengaruhi leh elastisitas pendapatan. Perilaku hokum Engel berlaku disini, dimana Engel mengatakan bahwa apabila pendapatan dari seseoran naik, maka orang tersebut akan secara sebanding mengurangi pengeluaran untuk memperoleh barang – barang kebutuhan sehari – hari dan menggantikannya dengan barang – barang yang lebih mewah atau sekunder.
(d) pada hakikatnya tidak tanggap atau perasa tehadap perbedaan tingkat biaya tranpor untuk pengangkutan penumpang, tetapi sangat perasa tanggap terhadap pengangkutan barang. Ini berarti permintaan penumpang bersifat in elastis, sedangkan permintaan pengangkutan barang bersifat elastik.
(e) jasa transportasi adalah jasa campuran ( product mixed). Permintaan akan jasa tranpors adalah komlpleks, karena permintaan tersebut tidak hanya dilandasi oleh keinginan untuk memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain, tetapi banyak variabel – variabel lain yang mempengaruhi keinginan untuk memindahan baran tersebut seperti kecepatan, keamanan, keselamatan, ketepatan, kenyamanan, keterandalan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, permintaan dan pemilihan pemakai jasa transportasi (users) akan jenis jasa tranpor ini sangat ditentukan oleh beberapa fakta yaitu sebagai berikut:
a. Sifat – sifat dari muatan
Barang – barang yang nilainya tinggi dipadu dengan volume yang tidak besar, seperti komponen – komonen eletronik untuk peralatan yang mahal, baju – baju terutama mode baju baru dan lain – lain, biasanya diangkut melalui tranportasi udara. Barang – barang bernlai rendah biasanya di transport melalui laut, jalan raya dan jalan baja( kereta api)
b. Biaya transport
Makin rendah biaya transport makin banyak permintaan akan jasa tranpor. Tingkat biaya transport merupakan factor penentu dalam pemilihan jenis jasa transport.
c. Tarif transportasi
Tarif transportasi yang ditawarkan oleh pelbagai macam moda tranpor, untuk tujuan yang sama, seperti tarif angkutan untuk Jakarta – Surabaya yang ditawarkan oleh perusahaan kereta api, perusahaan bis, dan perusahaan penerbangan akan mempengaruhi pemilihan moda tranportasi.
d. Pendapatan pemakai jasa transpotasi
Apabila pendapatan penumpang naik, maka akan lebih banyak jasa transport yang akan lebih di beli oleh para penumpang.
e. Kecepatan angkutan.
Pemiihan ini sangat bergantung pada faktor waktu yang dipunyai oleh penumpang. Bagi mereka yang mempunai waktu yang sedikit, biasanya mencari atu memilih moda transportasi yang cepat, jadi factor kecepatan yang menentukan pemilihan moda transport. Seabliknya bagi mereka yang mempunyai waktu yang banyak, biasanya memilih moda transportasi yng memberikan kepadanya suatu kesantaian (relaxation). Kecepatan, terutama penting untuk barang – barang yang lekas busuk atau rusak, atau segera dapat memanfaatkan perbedaan harga pasar.
f. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan terdiri dari frekuensi, pelayanan baku (standard of service) kenyamanan, ketepatan (realibility), keamanan dan keselamatan.
1) Pelayanan baku
Makin tinggi frekuensi keberangkatan dan kedatangan dari suatu moda transport, pemakai jasa angkutan mempunyai banyak pilihan. Suatu moda transport yang dapat memberikan pelayanan yang baku dan dilaksakan secara konsisten sangat disenangi oleh para pemakai jasa transportasi . pelayanan baku ini antaranya adalah ketetapan jadwal pemberangkatan dan kedatangan diberi nya snack selama perjalanan,tempat khusus untuk istiraha dan lain – lain di terminal , dan sebagainya.
2) Kenyamanan ( Comfortability)
Pada umumnya penumpang selalu menghendaki kenyamanan daam perjalanannya. Kenyamanan dapat berupa adanya udara yang sejuk dan segar, WC yang bersih, mudah mendapatan makanan dan minuman bila diperlukan, dan lain – lain. Kenyamanan dapat pula dijadikan suatu segmen pasar tersendiri bagi suatu moda transport. Kepada mereka yang member nilai tinggi untuk kenyamanan, dapat dibebani biaya transport yang lebih tnggi daripada penumpang yang kurang memperhatikan kenyaman.
3) Ketepatan ( reability)
Kegagalan perusahaan transportasi untuk menepati waktu penyerahan atau pengambilan barang, berpengaruh besar terhadap pemilihan atas perusahaan tersebut. Ketepatan waktu, bagi industry sangat penting untuk menjamin tibanya bahan mentah,agar pabrik dapat terus berproduksi dan menghindarkan bahan – bahan mentah atau hasil produksi tertumpuk di gudang.
4) Keamanan dan Keselamatan
Faktor keamanan dan keselamatan selalu menjadi tumpuan bagi pemilihan suatu moda transportasi oleh penumpang. Banyaknya barang – barang yang rusak dalam pengiriman yang dilakukan oleh suatu moda transport,akan berakibat fatal bagi perusahaan tersebut, karena perusahaan tersebut tidak akan dipilih oleh pemakai jasa transport. Demikian juga banyaknya terjadi kecelakaan oleh suatu moda transport, akan berakibat fatal bagi pemilihan moda transport tersebut oleh pemakai jasa transportasi.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan jasa transportasi
(1) Harga jasa angkutan
Sukar untuk menggeneralisasi kepekaan permintaan jasa transportasi terhadap harga atau tarif yang dapat berlaku secara umum untuk semua moda transportasi. Setiap moda transport mempunyai tingkat kepekaan sendiri – sendiri , namun demikian dalam banyak hal nampaknya jelas bahwa perubahan harga / tariff dalam batas tertentu, memberikan pengaruh yang kecil saja terhadap jumlah permintaan jasa transport. Pengaruh harga jasa transportasi terhadap permintaan jasa transportasi juga ditentukan hal – hal berikut :
(a) Tujuan perjalanan (trip purpose), yaitu apakah leisure travel atau business travel.
(b) Cara pembayaran, yaitu bisa kredit atau tidak, tiket pulang-pergi dapat potongan atau tidak, dan sebagainya
(c) Pertimbangan tenggang waktu apakah waktu yang dipunyai banyak atau tidak.
(d) Tingkat absolute dari perubahan harga, yaitu 10% kenaikan atas tariff Rp 5000 akan sangat berlainan dampak permintaannya terhadap tariff yang Rp 500.000
(2). Tingkat pendapatan
Apabila tingkat pendapatan pemakai jasa transport makin meningkat maka permintaan jasa transport meningkat pula, karena kebutuhan melakukan perjalanan meningkat.
(3). Citra atau image terhadap perusahaan atau moda transportasi tertentu.
Apabila suatu perusahaan transportasi atau moda transportasi tertentu senantiasa memberikan kualitas pelayanan yang dapat memberi kepuasan kepada pemakai jasa transport, maka konsumen tersebut akan menjadi peanggan yang setia. Dengan kualitas pelayanan yang prima akan dapat meningkat citra perusahaan kepada para pelanggannya.
Cirri – ciri arus perjalanan oran atau penumpang terutama di dalam perkotaan adlah sebagai berikut:
a. bedasarkan maksud dan tujuan perjalanan dibedakan atas working, shopping trip, social and recreation trip, and school perjalanan tersebut dapat dikelompokan atas home base trip dan non home bas trip
b. bedasarkan distribusi temporal, yaitu perjalanan antara daerah pemukiman ke tempat kerja.
c. menyangkut distriusi spaisial ( ruang / tempat) dari sudut geografis dimana ada perjalanan ke CBD ( central business district), ada di dalam CBD, ada yang melewati CBD dan bahkan ada yang menghidari CBD
d. berkaitan dengan distribusi wahana atau moda transportasi, yaitu perjalanan dengan mobil pribadi, bus, kereta api dan sebagainya.
3.2.1 Penawaran jasa Transportasi
Jasa transportasi adalah hasil dari suatu proses produksi, yang tidak berbeda dengan hasil produksi suatu pabrik, sperti pabrik sepatu, pabrik otomotif dan pabrik – pabrik lainnya. Hanya saja hasil produksi ini berbeda dengan hasil produki ain dimana , produksi ini hanya dapat diarasakan dan tidak dapat dipegang ( intangible), oleh karena itu hal semacam ini disebut sebagai “ jasa’’ bukan barang.
3.2.1.1 Penawaran dan Kaitannya dengan Biaya Produksi
Penawaran adalah fungsi positif dari harga, karena apabila harga naik, jumlah penawaran pun akan naik. Martin Wohl dan Brian V. martin dalam bukunya “traffic system analysis for engineer an planners” menyebutkan sebagai hubungan harga dan jumlah “( price – volume relationship) penawaran / suplai suatu barang merupakan fungsi dari harga suatu barang, harga barang – barang lain harga dari factor – factor produksi dan tingkat keuntungan. Harga barang itu sendiri ditetapkan oleh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli bahan – bahan mentah atau input guna dapat menghasilkan barang atau jasa itu. Biaya untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditentukan oleh dua hal , yaitu sebagai berikut:
a. hubungan teknis antara jumlah input dan jumlah output fungsi produksi
b. hubungan ekonomi (economic relationship) antara jumlah input dan harga atau biaya input.
Dengan demikan, kombinasi dari dua pasangan hubungan in menghasilkan satu hubungan jumlah output dengan biaya produksinya yang merupakan sama antara satu perusahaan dengan lain perusahaan, maka sukar untuk menentukan secara umum teori biaya yang berlaku secara umum.
3.2.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran.
Beberapa factor yang mempengaruhi penawaran transpotasi yaitu sebagai berikut:
a. teknologi yang dipakai mempengaruhi kemampuan atau kinerja system transport tertentu, yaitu dalam hal biaya operasi, kapasitas, dan kecepatan.
b. perilaku dan tujuan operator perusahaan (perusahaan angkutan) menentukan strategi eksploitasi yang berhubungan dengan kinerja ciri – ciri penawaran dari sistem berjadwal. Misalnya tanspor udara dan bus dipengaruhi oleh strategi perluasan kapasitas system dalam menghadapi permintaan yang meningkat (operating strategis). Juga ruang lingkup cara recovery dari operating cost yang ditetapkan operator ( pricing policies). Hal ini adalah mekanisme harga yang menjabarkan fungsi biaya operasi ke dalam fungsi biaya pemakai (transform/ translate the operating cost function into user function0
c. prilaku operator / supplier di atas, yaitu operating strategis dan pricing policies, dipengaruhi oleh lingkungan kelembagaan seperti pengaturan yang membatasi kebijakan, kapasitas dan tipe peralatan dan lain – lainnya. Hal yang sama terjadi akibat pengaruh struktur pasar , karena masalah penentuan harga dalam pasar monopolistic akan berbeda dengan pasar oligopolisitk .
d. perilaku pemakai jasa, seperti ukuran / volume, pembungkusan persdiaan, dan keteraturan pengiriman barang oleh setiap shipper mempengaruhi aspek biaya dalam fungsi supply transport aspek volume dan biaya transport juga dipengaruhi oleh perilaku penumpang atau pengendara dalam hal pemiihan moda, rute dan keceatan atau berpergian rombongan
3.3 Permasalahan Transportasi Nasional.
Di Indonesia, organisasi maupun instansi banyak yang terlibat dalam masalah transportasi. Oleh karena itu, antar moda transportasi menjadi beda karakteristik. Terdapat beberapa masalah yang terjadi di Indonesia, antara lain:
a. Kurang terpadunya antara antarmoda dan intermoda
b. Kinerja transportasi yang masih rendah
c. Biaya perawatan untuk perbaikan saran dan prasarana yang masih tinggi
d. Usia transportasi yang sudah tua
e. Pencemaran lingkungan hidup
f. Terbatasnya kapasitas sarana dan prasarana
Berdasarkan permasalahan tersebut, Sistem Transportasi Nasional perlu adanya peningkatan dalam keamanan, kenyamanan, ketertiban, efisiensi dalam dinamika pembangunan serta mendukung mobilitas mnusia, barang dan jasa sehingga terwujudnya transportasi yang andal dan dipercaya oleh masyarakat.
3.4 Permasalahan kereta api di Indonesia
Berdasarkan data sektor studi untuk kereta api di Indonesia, laporan akhir JBIC tahun 2003, kereta api di Indonesia sangat jauh tertinggal. Untuk frekuensi lalu lintas yang lebih padat, tingkat keselamatan kereta api, India memiliki nilai yang lebih daripada Indonesia. Penyebab sering terjadinya kecelakaan lalu lintas berasal dari berbagai aspek yang komleks. Isu keselamtan itu meliputi:
a. Regulasi
Peraturan pemerintah, Keputusan Menteri, Undang-Undang di Indonesia dan Peraturan tentang perkeretaapian masih belum mengutamakan aspek keselamatan
Akuntabilitas aspek keselamatan yang mana pemerintah sebagai regulator dan pihak kereta api sebagai operator masih belum jelas
Perawatan dan operasional masih belum teratur
Kurang konsisten atas pemberian hukuman terhadap pihak yang melanggar peraturan sehingga membahayakan keselamatan
b. Manajemen
Unit pengelola keselamatan belum dibentuk secara khusus
Kuarang efektivitasnya biaya terhadap pengurangan resiko yang disebabkan oleh alat pengukurnya atau metodenya
Kesamaan persepsi atas standar keselamatan manajemen hingga tingkat operasional masih kurang dipahami oleh masing-masing pihak
c. Kinerja
Keselamatan yang ditunjukkan dengan penampilannya (KPI) masih belum diterapkan
Standar pengukuran keselamatan pada kinerja masih belum dibentuk
d. Organisasi
Pengelolaan keselamatan yang seharusnya sudah disahkan oleh tingkat perusahaan masih belum dilaksanakan karena belum mendapatkan peran dan fungsi yang sebenarnya.
Prosedur yang belum dikelola akan berakibat rendahnya akuntabilitas pegawai terhadap masalah keselamtan
e. Sarana dan Prasarana
Terbatasnya dana untuk pemeliharaan prasarana
Belum adanya standar untuk mengetahui sebelumnya kondisi sarana dan prasarana berpotensi rawan kecelakaan
Kurang sistematisnya pemeliharaan prasarana
f. Operasi
Laporan kejadian kecelakaan masih kurang akurat dan kurang lengkap, data kinerja keselamatan masih belum tertata dengan baik dalam keakuratan dan kualitasnya
g. Masyarakat
Kesadaran akan resiko bahaya masih rendah baik dal jalur kereta api maupun pintu perlintasan
Penumpang yang berada pada atap kereta api dan, di lokomotif dan bagian belakang kereta luar.
Untuk dapat mengurangi masalah kecelakaan kereta api yang semakin meningkat di Indonesia, maka pemerintah teta mengetahui tugasnya yaitu sebagai fasilitator dan pihak KAI sebagai operator sekaligus pemelihara sarana dan prasarana kereta api. Untuk masalah kurangnya dana segera diatasi secara fundamental agar pemeliharaan saran dan prasarana serat kinerja pada kereta api dapat berjalan lancar dan tidak merugikan semua pihak. Pada masyarakat pelu adanya sosialisasi tentang pentingnya menjga keselamtan pada saat berada di kereta api.
3.5 Transportasi Berkelanjutan
Transportasi berkelanjutan adalah suatu sistem transportasi yang dapat mengakomodasikan aksesbilitas semaksimal mungkin dengan dampak negatif yang seminimalnya. Sistem transportasi berkelanjutan menyangkut tiga komponen penting yaitu aksesbilitas, kesetaraan, dan dampak lingkungan. Sistem transportasi berkelanjutan lebih mudah terwujud berbasis pada penggunaan angkutan umum daripada dengan sistem yang berbasis pada penggunaan kendaraan pribadi. Kesetaraan diupayakan melalui penyelenggaraan kepada semua pihak atau semua lapisan masyarakat, menjunjung tinggi persaingan bisnis yang sehat dan pemnfaatan infrastruktur yang sesuai dengan fungsinya. Pengurangan dampak negatif diupayakan melalui penggunaan energi ramah lingkungan, memprioritaskan keselamtan dan kenyamanan penumpang.
Aksesbilitas diupayakan dengan perencanaan jaringan transportasi. Untuk membangun sistem transportasi publik berkelanjutan perlu adanya reviatlisasi dalam segala aspek berkaitan dengan transportasi publik. Aksesbilitas menjadi penting seiring meningkatnya peradaban umat manusia. Transportasi yang mengarah kepada berkelanjutan menjadi sangat penting melihat semakin berkembangnya transportasi yang ada sekarang. Selain itu, melihat permasalahan transportasi yang semakin kompleks, menyebabkan pergerakan berpengaruh. Untuk itu, dari segi jaringan jalan ditata sesuai dengan fungsinya, penataan rute sesuai kapasitas jalan, dan meningkatkan pembangunan sarana transportasi.
Pada transportasi berkelanjutan, transportasi memberikan akses utama atau dasar yang dibutuhkan oleh individu dan masyarakat agar keamanannya lebih terjaga dan cara yang sesuai dengan manusia dan kesehatan ekosistem, dan dengan keadilan dalam dan antar generasi, pengoperasiannya berjalan efisien, dan dapat memberikan pilihan moda transportasi serta mendukung aspek ekonomi.
3.6 Transportasi Berkelanjutan di Indonesia
Di Indonesia, terdapat suatu sistem transportasi yang disebut Sistem Transportasi Nasional (Sistranas). Dibentuknya suatu sistem ini untuk mewujudkan transportasi yang terpadu. Sasaran dari Sisternas mnciptakan penyelenggraan transportasi yang efektif dalam arti kapasitas yang mencukupi, cepat, aman, nyaman, tepat, biaya terjangkau, dan efisien. Kapasitas yang mencukupi dengan maksud kapsitas saran dan prasarana tersedia dengan cukup. Untuk cepat, transportasi dapat terselenggara dengan tepat waktu, biaya terjangkau dengan maksud penyelenggaraan transportasi denagan penyediaan jasa transportasi sesuai dengan daya beli masyarakat umum dan memperhatikan kemampuan perkembangan kemampuan penyediaan jasa transportasi. Penyelenggaraan yang aman dan nyaman merupakan penyelenggaraan transportasi yang penumpang dapat selamat tenang serta puas ketika di perjalanan. Dari Sisternas, masyarakat dapat mengharapkan suatu transportasi yang berkelanjutan.
Penerapan sistem perangkutan secara benar yang sesuai fungsinya, akan menciptakan transportasi yang berkelanjutan. Dalam penerapan transportasi berkelanjutan, perlu diperhatikan penyesuaian terhadap keadaan, kondisi wilayah, dengan mempertimbangkan faktor yang menghambat terwujudnya transportasi berkelanjutan. Dengan demikian, keseimbangan kebutuhan manusia dapat terwujud dan lingkungan tidak terganggu, manusia dan lingkungan menjadi seimbang. Transportasi berkelanjutan berperan memperlancar dalam hal produksi, pemasaran konsumen, dan mengembangkan tingkat sosial masyarakat. Apabila transportasi berkelanjutan dapat diterapkan dengan baik di Indonesia, maka banyak masyarakat yang beralih menggunakan angkutan massa atau Mass Rapid Transit (MRT). Dengan demikian kemacetan lalu lintas di darat berkurang dan kesenjangan sosial akan berkurang.
3.6.1 MRT
MRT atau disebut juga angkutan umum adalah transportasi untuk penumpang dengan jangkauan lokal, dengan biaya yang telah ditentukan dan ditujukan kepada siapa saja. Operasi pada angkutan umum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. MRT merupakan salah satu perwujudan dari transportasi bekelanjutan. MRT bisa dikatakan sebagai transportasi berkelanjutan karena penggunaan MRT jauh lebih efisien dan efektif daripada kendaraan pribadi. Banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya MRT di suatu kota. Misalnya dengan menggunakan MRT berarti juga menghemat bahan bakar fosil dan penghematan dalam menggunakan jalan. Dalam penggunaan lahan, MRT lebih efisien pada bus dan sistem kereta sudah dipisahkan dengan kendaraan lain dan tidak memiliki dampak terhadap kapasitas jalan dan dapat mengurangi kapasitas jalan apabila terdapat pengalokasian ulang lahan jalan yang ada.
Dari segi kecepatan dan kapasitas penumpang, MRT relatif tinggi. Pada dasarnya, syarat MRT dapat mengangkut banyak penumpang. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan lebih memilih MRT. Dengan begitu, perwujudan tansportasi berkelanjutan sudah dilakukan dengan baik. Dalam hal integarsinya, sistem MRT memerlukan tempat pergantian dengan elemen-elemen sistem transportasi umum yang lain dan integrasi dengan moda-moda sistem transportasi yang lain. Adanya integrasi antarmoda MRT inilah salah satu cara untuk menarik penumpang karena mudah dalam penawaran untuk pergantian dari satu moda ke moda yang lainnya.
Keutamaan strategi sistem MRT adalah memberikan moda transportasi yang efisien untuk mengurangi kapasitas lalu lintas. Hal ini perlu diwujudkan yang tidak hanya dalam rencana saja. MRT dibangun dengan terintegrasi agar tempat pemberhentiaan dapat terjangkau oleh pejalan kaki dan berkendara. Pola penggunaan lahan dengan adanya MRT cenderung tetap dan sedikit perubahannya secara vertikal. Walaupun terdapat keutamaan dalam MRT, akan tetapi MRT juga memiliki kelemahan. Kekurangan itu berkaitan dengan penerapan sistem. Penerapan sistem apabila tidak ada integrasi dengan moda lainnya, maka kurang menarik untuk calon penumpang. Pembanguan MRT perlu dilakukan secara matang. Pilihan MRT dilihat mana yang paling tepat untuk diterapkan oleh suatu kota. Terdapat contoh yang termasuk MRT, antara lain Buss Rapid Transit, Heavy Rail Transit, dan Light Rail Transit, komuter.
A. BRT
BRT atau yang disebut pula dengan busway merupakan suatu sistem bus yang cepat, nyaman, aman, dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan dan jadwal (Wikipedia, 2010). Kualitas dalam servis jauh lebih baik daripada servis bus yang lain. Fitur utama dari BRT adalah jalur khusus yang tidak bercampur dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum yang lain. Pada jalur komperhensif, BRT dapat mengambil bagian dari jalan-jalan di setiap kota dan memiliki jaringan jalan untuk mobil pribadi. Selain itu, jaringan dapat melayani market tertentu. Ciri-ciri umum dalam BRT merupakan koridaor busway pada jaur yang terpisah, sejajar atau dipisahkan secara bertingkat, serta teknologinya dapat dimordenisasi. Sistem BRT secara umum meliputi menaikkan penumpang dengan cepat dan murah, penarikan ongkos yang efisien, halte dan bus yang nyaman, teknologi yang yang bersih, selalu mencakup beberapa bentuk jalur khusus eksklusif untuk bus-bus.
B. Light Rail Transit
Light Rail Transit merupakan kereta api yang menggunakan jaringan listrik dengaan berkemampuan menjalankan gerbong sepanjang jalur-jalur khusus eksklusif. Sistem LRT ini mencakup jalur-jalur trem. Trem merupakan kereta yang memiliki rel khusus di dalam kota, dengan Trem yang berselang waktu 5-10 menit berangkat, merupakan solusi untuk kemacetan. Rangkaian trem umumnya satu set untuk tidak terlalu panjang
C. Heavy Rail Transit
Sistem Heavy Rail Transit bertenaga listrik dengan kinerja yang tinggi, beroperasi di jalur-jalur khusus eksklusif dan biasanya tanpa persimpangan dengan bangunan stasiun besar. Salah satu contoh dari Heavy Rail Transit adalah bus troli. Bus troli memiliki tenaga listrik yang memiliki ban karet dan berjalan di atas permukn jalan, daya listrik yang digunakan sepanjang overhead cabel dan dipasang di atas kendaraan.
D. Kereta Komuter
Kereta komuter adalah sistem transportasi berbasis kereta api yang menghubungkan daerah pusat ke daerah perkotaan dengan kawasan pinggiran kota. Salah satu contoh kereta komuter yang disajikan lebih dalam lagi di sub bab berikutnya adalah Kereta Rel Listrik.
1. Sejarah adanya KRL di Indonesia
Pada tahun 2000 pemerintah Indonesia menerima hibah sebanyak 72 unit KRL. Dari 50 unit gerbong tersebut langsung digunakan dan dioperasikan untuk KRL Pakuan yang melayani rute Jakarta-Bogor, PP. Saat ini, komuter melayani lintas Jakarta-Bogor, PP, Jakarta – Tanah abang – Angke – Kemayoran – Pasar Senen – Jatinegara kembali Manggarai dan arah sebaliknya. KRL yang digunakan di Indonesia yaitu untuk wilayah Jabodetabek KRL AC dari Jepang dan buatan dari PT Inka, Indonesia. Semakin padatnya KRL yang telah terjadi di Indonesia perlu adanya tambahan armada rangkaian yang dimiliki.
Pada tanggal 1 Agustus 2008 PT Kereta Api (Divisi Angkutan Perkotaan Jabodetabek) kembali mendatangkan KRL dari Jepang sebanyak delapan gerbong. Tujuannya, adanya penambahan KRL untuk menambah daya angkut pada lintas Jakarta – Bogor dan Jakarta – Bekasi. Rangkaian gerbong yang baru datang perlu memasuki tahap pengecekan termasuk pengecekan, pemeriksaan dan uji stratifikasi dari Departemen Perhubungan terlebih dahulu. Dan untuk bulan September 2008 KRL penambahan sebanyak delapan gerbong.
2. Latar Belakang Pendirian PT KAI Commuter Jabodetabek
PT KAI merupakan bagian perusahaan dari PT Kereta Api (Persero) yang dibentuk sesuai dengan Inpres No.5 Tahun 2008 dan surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008, pembentukan ini berawal dari para stakeholder yang lebih mengutamakan memberikan pelayanan yang berkualitas untuk memberikan solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks. PT KAI diresmikan tanggal 15 Agustus 2008 yang dibentuk melalui proses pemikiran dan persiapan yang panjang. Tugas pokok perusahaan yang baru ini adalah menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa angkutan commuter dengan menggunakan KRL di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.
3. Kelebihan dan kekurangan KRL di Indonesia
Kelebihan KRL di Indonesia adalah harga karcis untuk menumpang KRL tergolong murah karena dilihat dari jalur kereta api yang memiliki jalur sendiri maka KRL pun juga terbebas dari kemacetan lalu lintas. Dengan demikian, tujuan penumpang dapat tercapai sesuai dengan jadwal.
Sealin itu, KRL di Indonesia juga terdapat kekurangan atau kelemahan, yaitu minimnya pasokan listrik di Bogor, Jawa Barat, dan Lebak, Banten. Oleh karena itu, penambahan kapasitas angkut menjadi terkendala. Selain itu, dalam mengangkut penumpang menjadi terhambat. Hal ini dikarenakan PLN hanya mampu memasok listrik untuk aliran listrik yang atas dan dayanya pun naik turun. Dari segi kapsitas, KRL di Indonesia sering terjadi kelebihan penumpang, sehingga seing berdesakan yang luar biasa, penumpang berada pada atap kereta, lokomotif, hingga pintu keluar. Dari segi perawatan, KRL Indonesia kurang bersih sehingga kenyamanan pun masih kurang terpenuhi.
4. Organisasi Perusahaan KRL
Lingkup kegiatan perusahaan KRL sangat luas. Wilayah operasinya samapi ribuan kilometer, sarana dan prasarana yang dimiliki dan dioperasikan sangat banyak tersebar di seluruh wilayah operasi, muatan yang diangkut dalam satu tahun mencapai puluhan juta ton dan jutaan penumpang. Karena itu perusahaan KRL ditandai oleh organisasinya yang luas dan kompleks, namun dihadapkan dengan hal – hal kecil yang harus ditanganai yng berhubunngan dengan pemeliharaan, pengawasan dan perbaikan peralatan daam pelaksanaan kegiatan operasinya. Bentuk organisasiya meluas secara horizontal,dan vertical. Meluas secara horizontal dalam bentuk luasnya lingkup pelayanan kepada masyarakat dan luasnya wilayah operasi. Meluas secara vertical berarti perusahaan memiliki unit – unit pelaksana yang harus melakukan pengoperasian, pemeiharaan, dan pengawasan peralatan yang demikian banyak ragam dan jenisnya, sehinga memenuhi persyaratan operasi dengan lancar, aman dan efisien. Untuk itu diperlukan tenaga kerja yang ahli dan terlatih di bidang jalan kereta api, jembatan, bengkel, telekomniasi, sinya, administrasi dan sebagainya. Tenaga kerja yng diperlukan mulai dari tugas manajer yang berpengetahuan dan mempunyai kemampuan organisasi yang luas sampai kepada tenaga bengkel yang terlatih untuk memperbaiki segala macam peralatan KRL.
5. Sistem Manajemen KRL
Perencanaan Realisasi Produk melaui perusahaan membuat perancangan dan pengembangan proses yang diperlukan untuk relisasi produk. Perencanaan relisasi produk harus konsisten dengan persyaratan proses dari IQS. Perusahaan menunjuk divisi untuk merealisasikan produk sesuai dengan bidangnya.Perusahaan memastikan proses realisasi produk yang melibatkan antara divisi diatur dalam manajemen mutu. Dalam merencanakan realisasi produk, perusahaan membuat rencana kulitasnya yang berisikan:
a. Sasaran mutu dan persyaratan produk.
b. Kebutuhan untuk menyusun proses, dokumen dan penyediaan sumber daya khusus untuk produk
c. Persyaratan verifikasi, validasi pemantauan, pemeriksaan dan aktifitas pengujian khusus produk dan kriteria diterimanya produk.
d. Catatan yang diperlukan untuk memberikan bukti bahwa realisasi proses dan hasil produk sesuai dengan persyaratan.
e. Realisasi quality plan ini sesuai dengan metode operasional divisi.
1. Proses yang Terkait dengan Pelanggan.
Penentuan persyaratan yang terkait dengan produk perusahaan menentukan:
a. Persyaratan-persyaratan khusus dari pelanggan termasuk persyaratan pengiriman dan aktivitas sesudah pengiriman.
b. Persyaratan-persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan tapi diperlukan untuk maksud dan kegunaan khusus yang diketahui.
c. Persyaratan peraturan dan perundangan yang terkait dengan produk
d. Persyaratan-persyaratan tambahan yang diperlukan.
1) Tinjauan persyaratan yang berkaitan produk
Perusahaan meninjau persyaratan-persyaratan yang berkaitan dengan produk. Tinjauan ini dilakukan sebelum perusahaan memberikan komitmen untuk memasok produk ke pelanggan dan harus memastikan bahwa:
a. Persyaratan produk ditetapkan.
b. Persyaratan produk atau order yang berbeda dengan yang dinyatakan sebelumnya diselesaikan, dan
c. Perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Bila pelanggan tidak memberikan persyaratan-persyaratan secara tertulis, maka persyaratan-persyaratan pelanggan terlebih dahulu dikonfirmasikan sebelum di terima oleh perusahaan.
E. KRL di Perancis
1. Kelebihan KRL di Perancis
Jaringan rel kereta api Perancis, yang membentang 31.840 kilometer (19.784 mil) adalah yang terpanjang di Eropa Barat. Dioperasikan oleh SNCF, dan kereta berkecepatan tinggi termasuk Thalys, Eurostar dan TGV yang menempuh kecepatan 320 km/jam (200 mph) dalam penggunaan komersial. Eurostar, bersama Eurotunnel Shuttle, menghubungkan Britania Raya melalui Terowongan Channel. Hubungan rel dilakukan menuju negara tetangga di Eropa, kecuali Andorra.
Kelebihan KRL yang berada di Negara Perancis adalah hampir semua penumpang KRL di Perancis itu bisa mencapai tujuannya dalam waktu hampir separuh lebih cepat, tanpa tambahan biaya. Bahkan tetap berlaku berbagai reduksi dan fasilitas seperti pada kereta api umumnya milik SNCF (Sociate Natonale des Chemrns de Fer Francais), PJKA-nya Pranis. Penggunaan Aplikasi GSM untuk kereta api (GSM Railway) sebagai salah satu teknologi telekomunikasi digital, GSM (Global System for Mobile) mulai digunakan sebagai media informasi dalam perkeretaapian di beberapa negara Eropa. Salah satunya Prancis, adalah negara-negara yang sudah mengaplikasikan GSM di dalam perkeretaapian. Aplikasi GSM untuk kereta api disebut GSW Railway (GSM R).
Kegunaan dari GSM Railway ini adalah mencegah dan meminimalisir terjadinya kecelakaan pada perjalanan kereta Api dan mengurangi jadwal keterlambatan pada tansportasi kereta api di negara Perancis
6. Evaluasi KRL di Indonesia dibandingkan dengan KRL di Perancis
A. Potensi KRL di Indonesia menuju transportasi berkelanjutan dari segi aksesbilitas, dampak lingkungan, dan kesetaraan
Dalam pandangan Asto Sunu Subroto, pengamat pemasaran, KRL Jabotabek memiliki pelanggan yang sudah jelas (captive market) dan setia menggunakannya. Ini merupakan sebuah potensi yang besar untuk memaksimumkan perolehan pendapatan KAI. Pengelolaan pelanggannya dapat dimulai dengan mengelola database pelanggan sehingga bisa tahu karakter mereka. Dengan database ini, manajemen KAI dapat diketahui apa kebutuhan mereka sehingga hubungan dengan pelanggan semakin kuat. Dengan demikian manajemen KAI harus mengembangkan dari transactional marketing menjadi relationship marketing
Pihak KA tidak sekadar jual tiket tetapi ada relationhsip dengan pelanggan., Untuk mengarah ke sana, pihak KAI tidak bisa sendiri, tetapi perlu bekerja sama dengan pihak lain. Sebagai contoh, pembelian tiket kereta bisa melibatkan bank dengan menciptakan customer card dengan sejumlah benefitnya.
Manajemen KAI sangat serius mengembangkan KRL Jabotabek. Di samping memberi kontribusi signifikan dalam mencetak pendapatan, juga menjadi acuan industri kereta api di negeri ini. KRL Jabotabek menjadi barometer industri kereta api. Untuk itu, pihak KAI menargetkan pada 2014, KRL bakal mampu mengangkut 1,5 juta orang per hari, atau meningkat tiga kali lipat dibanding sekarang ini.
Sealin itu, semakin bertambah peminat menggunakan kereta rel listrik di Indonesia. Dengan demikian, ini sebagai potensi dari Indonesia untuk mengembangkan KRL yang tidak lagi untuk jalur Jabodetabek saja, namun dapat ke antar kota di luar Jabodetabek.
B. Upaya yang perlu dilakukan Di Indonesia untuk menuju transportasi berkelanjutan melalui KRL.
Perlu adanya upaya dari Indonesia untuk menyempurnakan sistem KRL untuk mencapai transpotasi yang berkelanjuatan yang lebih memadai. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara merealisasikan Mass Rapid Transport dengan moda kereta api komuter, dengan pembenahan KRL. Strategi pertama adalah mengoptimalkan sarana perkeretaapian melalui kerjasama dengan PT KAI yang dimungkinkan dengan undang-undang perkereta-apian yang baru. Perlu dirintis kerjasama antara pemda DKI dengan PT KAI untuk pengoperasian KRL AC yang melintasi jalur-jalur kereta api di Jakarta dan mengubungkan Jakarta dengan daerah satelitnya. Kereta api sejauh ini masih merupakan sarana transportasi massal yang efektif dalam mengangkut penumpang dalam jumlah banyak dan waktu tempuh cepat serta murah. Jaringan kereta api yang tak termanfaatkan namun pada merupakan jalur transportasi dan penumpang potensial juga harus dikembangkan. Jalur rel Kemayoran-Ancol-Tanjung Priok perlu difungsikan untuk meningkatkan ketersediaan transportasi publik.
Moda MRT lain seperti KRL yang sudah dirintis perlu dikaji secara mendalam agar jalur dan sarana fisik monorail yang akan dibangun sejalan dengan konsep MRT dan mampu mengangkut penumpang dalam jumlah cukup besar serta efektif mengurangi kecepatan. KRL harus secara efektif mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke KRL terutama pada jalur bisnis padat kendaraan.
Selain itu, rencana PT KAI Commuter juga akan menerapkan program E Ticketing (tiket elektronik) perlu segera direalisasikan. Untuk menertibkan penumpang yang tidak membayar. Termasuk melakukan renovasi dan sterilisasi stasiun, perbaikan akses ke stasiun agar pelayanan menjadi lebih baik. Rencananya E-ticketing mulai akan direalisasikan akhir tahun 2009. PT KAI Commuter Jabodetabek akan melibatkan Bank Mandiri, BRI, BCA dan Bank DKI. Selain itu, untuk merespon keluhan masyarakat tentang sulitnya mendapatkan informasi mengenai perjalanan KRL, Commuter juga telah dan sedang mengembangkan fasilitas layanan seperti C Care, C Track, C Point dan C web. Melalui fasilitas C-Care, pelanggan setia KRL dapat berkomunikasi langsung dengan unit layanan pelanggan. Dengan tujuan kebutuhan pelanggan akan informasi dapat terpenuhi secara real time. Sedangkan fasilitas C Web yang dilengkapi dengan C News dan C Guide merupakan media komunikasi tercetak dalam bentuk majalah dan buku yang akan dibagikan gratis secara periodic kepada pelanggan.
Komuter harus menjadi moda transportasi pilihan utama masyarakat Jabodetabek, di antara moda transportasi yang ada. Program yang akan dilaksanakan hingga tahun 2013 yaitu, secara bertahap akan membeli KRL AC untuk mengisi perjalanan KRL yang kurang andal dan menambah frekuensi perjalanan.
Dalam upaya lain yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk mengantisipasi kemacetan di Jakarta pada tahun 2014, PT. Inka ada rencana peningkatan penumpang dari 400.000 per hari yang dilaksanakan saat ini oleh kereta api komputer Jabotabek akan ditingkatkan menjadi 3 juta penunpang per hari pada tahun 2014.
Oleh karena itu, armada KRL yang saat ini hanya sekitar 400 nanti akan ditambah menjadi 1.600 KRL. Selama pengembangan tahun 2002 – 2008 tidak ada produksi KRL,
Pemprov DKI sendiri menggulirkan Pola Transportasi Makro (PTM) untuk mengatasi kemacetan dengan pola pengembangan yaitu pengembangan sistem angkutan bus reguler, pengembangan sistem angkutan program Monorail Green Line dan Monorail Blue Line, serta pembuatan MRT dua tahap Lebakbulus-Dukuhatas dan Dukuhatas - Kampung Bandan.
Pengembangan PTM lainnya yaitu dengan sistem jaringan jalan seperti penambahan ruas jalan sampai membangun jalan susun dan jalan tol.
Selain itu, untuk jalur dari KRL, perlu adanya pengembangan jaringan rel. Pengembangan jaringan rel tersebut melalui pengembangan KRL Jabodetabek, pengembangan denagn "transportasi demand management" atau TDM.
Sedangkan untuk mass rapid transit (MRT), Pemprov DKI Jakarta meminta agar target penyelesaian pembangunan MRT dengan rute Lebakbulus-Kampungbandan dipercepat dua tahun lebih awal. Artinya, MRT Koridor Selatan-Utara harus rampung dan dapat beroperasi pada tahun 2018, dari target semula yaitu tahun 2020.
MRT Koridor Selatan-Utara sepanjang 21,7 kilometer akan dibangun dalam dua tahap. Tahap I dengan rute Lebakbulus-Bunderan Hotel Indonesia (HI) sepanjang 15,5 kilometer yang terdiri dari 9,5 kilometer stasiun layang dan 6 kilometer stasiun bawah tanah. Tahap II dengan rute Bundaran HI-Kampungbandan sepanjang 6,2 kilometer yang terdiri 8 stasiun bawah tanah.
Selain itu, untuk KRL yang telah ada di Indonesia yang merupakan hasil impor dari Jepang perlu adanya perawatan yang serius dan teliti. Hal ini dikarenakan kereta rel listrik tersebut merupakan barang bekas yang perlu dirawat dan diperhatikan agra tetap terjaa kualitasnya. Agar transportasi di Indonesia dapat bekerja sesuai dengan sistemnya, maka arus jarinagnnya pun perlu diperhatikan. Penjelasan mengenai arus jaringan transportasi dapat dilihat dan solusi yang ditawarkan sesuai dengan kondisi di Indonesia adalah sebagai berikut:
3.5 Arus Jaringan Transportasi
Sebagian besar penelitian dalam analisis jaringan transportasi terdorong oleh adanya kebutuhan pada tahun – tahun belakangan ini untuk mengembangkan kapasitas dan jangkauan jaringan transportasi perkotaan, yang diakibatkan oleh pertambahan populasi dan pertumbuhan kelompok – kelompok secara pesat di daerah perkotaan. Sebagai akibatnya, sebagian besar penelitian tersebut telah difokuskan pada perencanaan jaringan jalan, dan juga perencanaan system transportasi umum.
Permintaan akan transportasi dapat diketahui melalui kuantitas permintaan di antara dua daerahyang disebut zona. Jaringan atau system yang menghubungkan zona – zona ini terdiri dari symbol (node) dan ruas link, dimana ada ruas yang tidak searah, sehingga arus kendaraan dapat bergerak dalam dua arah dan ruas yang seara (juga disebut busur), dimana arus hanya dapat bergerak dalam satu arah. Setiap zona mempunyai sebuah simpul yang disebut pusat, dimana lalu – lintas (barang dan penumpang ) dianggap memulai dan mengakhiri tujuan gerakannya di seluuh jaringan transportasi.situasi yang lebih rumit akan muncul apabila terdapat rute – rute alternative di antara setiap dua zona.
3.5.1 Penetapan Lalu lintas
Penetapan lalu lintas (traffic assignment) adalah bagian dari proses peramalan arus keseimbangan dalam jaringan transportasi perkotaan yang dilakukan sesudah tahapan distribusi dan pembagian moda lalu – lintas diselenggarakan. Karena itu, tabel untuk perjalanan dari suatu tempat asal ke tempat tujuan untuk perjalanan – perjalanan melalui moda tertentu dalam pengertian ini, dapat dianggap bahwa kebutuhan total akan transport adalah tetap. Tetapi focus utama dari metode ini adalah pada rute – rute alternative yang mungkin dipilih para pejalan dalam moda yang sama untuk perjalanan antara pasangan zona asal dan tujuan tertentu. Karena pilihan – pilihan ini ditentukan oleh para pemakai, maka kebutuhan atau permintaan ini tidak tetap. Ada banyak pendekatan terhadap penetapan lalu – lintas, tetapi hanya tiga metode yang cukup banyak dipakai dan yang akan diterangkan di sini.
3.5.2 Penutupan untuk semua atau tidak sama sekali
Penetapan lalu lintas untuk semua atau tidak sama sekali ( all or – nothing- assignment) pada dasarnya adalah suatu perluasan dalam mencari jalur gerak minimum melalui seuah jaringan transportasi. Oleh karena itu, untuk menentukan pola rute – rute lalu lintas pada jaringan transportasi, yang dibuthan hanyalah algoritma jalur gerak minimum. Apabila semua jalur gerak minimum telah ditentukan, arus setiap pasangan simpul dan tujuan dihubungkan dengan jalur gerak minimum telah ditentukan, arus setiap pasangan simpul asal tujuan dihbungkan dengan jalur gerak – jalur gerak tersebut. Kemudian seluruh arus pada setiap busur dapat dijumlahkan untuk mendapatankan, adalah aus total pada setiap busur atau ruas yang berbeda. Secara formal angkah – langkah yang harus dilakukan.
1. menentukan pohon jalur gerak minimum dari setiap pusat, simpul zona ke simpul – simpul lainnya
2. menetapka arus dari setiap simpul asal ke setiap simpul tujuan, yang didapat dari tabel perjalanan pad busur – busur yang membentuk jalur gerak minimm untuk gerak minimum untuk gerakan tersebut.
3. menjumlahkan volume pada setiap busur untuk mendapatkan volume busur total, apabila diinginkan volume ruas tidak searah, maka jumlahkan arus pada dua busur yang mewakili setiap ruas dua arah.
Sebagian besar metode untuk menghitung arus keseimbangan jaringan transportasi berlaku untuk situasi di mana perhatian dapat secara realistis terfokus pada ukuran tunggal dari biaya pemakai (seperti waktu perjalanan) seperti yang terdapat pada – pada kasus untuk jaringan jalan dan system transport umum, dimana harga adalah tetap (atau sering tidak dirasakan oleh para pejalan). Masalah – masalah yang meliputi jaringan transportasi yang sangat kecil dapat diselesaikan secara grafis dan analitis. Tetapi untuk penyelesaian masalah berskala besar, metode computer merupakan keharusan yang tidak dapat dihindarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adya, Afandri. 2010. KRL Jabotabek, Mari Berbenah!
http://afandri81.wordpress.com/2010/01/29/krl-jabotabek-mari-berbenah/. Online diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Asdep. 2008. Kriteria Transportasi Berkelanjutan.
http://langitbiru.menlh.go.id/upload/publikasi/pdf/pedomankriteria.pdf?PHPSESSID=0f551ffb3ddd2937a29bd75a96bae8c0. Online diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Berita Daerah-Jawa. 2010. Tarif Parkir dan Kemacetan Jakarta.
http://www.beritadaerah.com/artikel.php?pg=artikel_jawa&id=29882&sub=column&pagehome. Online diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 2008. Dinamika Pembelajaran Teknologi di PT INKA Indonesia. http://perkeretaapian.dephub.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=49:dinamika-pembelajaran-teknologi-di-pt-inka-indonesia&catid=23:beritadepan&Itemid=. Online diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Endonesia. 2010. Tahun 2013 Semua Kereta Ekonomi Ber-AC..
http://www.endonesia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=8&artid=6230. Online diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Perkerataapian Departemen Perhubungan. Meningkatkan Mobilitas Jakarta Dengan Kereta Api Komuter. Jabodetabekhttp://perkeretaapian.dephub.go.id/intra/filesd/komuter%20jabodetabek%20djka.pdf?a728c66ceac927a1a5624c56ff8c277c=bggykvoro. Omline tanggal 20 Nopember 2010.
Morlok, Edward K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga: Jakarta.
Mauana, Hamzah. 2010. Aplikasi GSM Railway Untuk Perkeretaapian Indonesia. http://www.civilforfuture.com/in/news-feeds/62-aplikasi-gsm-railway.html.Omline diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Transportasi. Ghalia Indonesia: Jakarta.
PT KAI Commuter Jabdetabek. Sekilas KRL. http://www.krl.co.id/index.php/Sekilas-KRL.html. Online diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Rakyat Merdeka. 2007. KRL Jadi Andalan Transportasi Jabotabek.
http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2007/01/01/25237/KRL-Jadi-Andalan-Transportasi-Jabotabek. Online diakes tanggal 20 Nopember 2010.
Salim, Abbas H.A. 1993. Manajemen Transportasi. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Suara Karya. 2009. Terbengkalai, KRL Kekurangan Pasokan Listrik.
http://bataviase.co.id/detailberita-10381540.html. Onloine diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Sukarto, Haryono .2006. Transportasi Perkotaan dan Lingkungan. http://vol3-no2-naskah_5.pdf. Online diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Woodward, Frank. H. 1996. Manajemen Transpor. PT Pustaka Binaman Presindo: Jakarta Pusat
Yayasan Bhakti Ganesha. Kecelakaan Kereta Api di Indonesia (Permasalahan dan Alternatif Solusi). http://FINALREPORTGAKK REVISI.00.pdf Online diakses tanggal 20 Nopember 2010.
Senin, 22 November 2010
Diposting oleh
LC
di
03.36
Subscribe to:
Postingan (Atom)